SEMARANG, 19 Juni 2025 – Suasana penuh semangat tampak mewarnai kegiatan
Workshop Bimbingan Teknis (BIMTEK) Pendidikan Inklusi dan Penyusunan IEP untuk Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) yang digelar di Plaza Setiabudi Semarang, Kamis (19/6).
Dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh Majelis Paud Dasar dan Menengah Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Jawa Tengah ini, para guru dari SD Aisyiyah Unggulan Gemolong hadir sebagai peserta untuk memperdalam pemahaman mereka tentang pendekatan pendidikan yang lebih adil, adaptif, dan berpihak pada kebutuhan individual setiap siswa, termasuk ABK.
Workshop ini merupakan bagian dari upaya konkret PWA Jawa Tengah dalam meningkatkan kompetensi guru menghadapi tantangan pendidikan masa kini. Fokus utama kegiatan adalah memberikan pemahaman mendalam kepada guru tentang konsep pendidikan inklusif serta keterampilan menyusun Program Pembelajaran Individual (PPI) bagi siswa dengan kebutuhan khusus.“Bimtek ini sangat penting untuk memastikan guru mampu menyusun kurikulum yang inklusif, agar semua siswa, termasuk ABK, dapat belajar secara adil dan optimal,” ujar Sri Widyastuti, Ketua Paud Dasmen PWA Jawa Tengah.
Workshop dilaksanakan dalam waktu satu hari penuh, terbagi dalam dua sesi utama:
● Sesi I: Pemaparan materi tentang pengertian inklusi, ragam difabilitas anak, cara
mengidentifikasi ABK, serta strategi pembelajaran dan kurikulum yang adaptif.
● Sesi II: Latihan menyusun Program Pembelajaran Individual (PPI) berdasarkan
kebutuhan masing-masing murid ABK di sekolah peserta.

Karena keterbatasan waktu, sesi praktik PPI dilanjutkan sebagai tugas mandiri yang harus
dikumpulkan dalam waktu satu minggu setelah workshop berakhir.
Para guru peserta, khususnya dari SD Aisyiyah Unggulan Gemolong, menyambut baik
pelatihan ini. Mereka mengaku mendapatkan wawasan baru yang sangat berguna untuk
diterapkan langsung di kelas inklusi. “Saya jadi lebih percaya diri dalam menghadapi murid dengan kebutuhan khusus. Pelatihan ini membuka wawasan saya untuk lebih peka dan siap menyesuaikan pendekatan belajar,” ujar Bu Rina, salah satu peserta.
Workshop ini menjadi langkah awal menuju perubahan paradigma pendidikan yang lebih
inklusif dan berpihak pada keunikan setiap anak. Diharapkan, ilmu yang diperoleh para guru bisa langsung diimplementasikan di sekolah masing-masing demi menciptakan ruang belajar yang ramah, adil, dan membangun potensi semua murid tanpa kecuali.
