Selamat datang semester baru, bangun konektifitas antar Siswa dengan Guru

Apa ni persiapan Bapak dan Ibu guru menjelang pertemuan dengan anak didiknya besok pagi?

Apakah langsung penyampaian materi, ataukah dengan membangun konektifitas dengan anak didiknya terlebih dahulu?

Beberapa rekomendasi dalam membangun konektifitas antar teman dan dengan guru, Bapak Ibu bisa menggunakan teknik-teknik seperti berikut :

1. Deep Intro with photo story

2. Circle time

3. Student conference

4. Pembuatan kesepakatan kelas / kesepakatan belajar

1. Deep Intro with photo story

Bagai mendongeng, photo story adalah sebuah jenis fotografi yang bercerita lewat ranah visual yang disampaikan dari gambar. Cerita ini dapat dirangkai dari satu atau banyak foto yang memiliki kesinambungan satu sama lain. Sehingga siswa dapat mengerti cerita apa yang sedang dibangun dalam gambar.

2. Circle time

Circle time adalah suatu pendekatan atau praktik di mana guru dan anak-anak duduk bersama dalam lingkaran untuk berpartisipasi dalam berbagai kegiatan interaktif. Ada beberapa alasan mengapa para guru perlu melaksanakan circle time kepada anak didiknya:

  1. Meningkatkan keterampilan sosial: Circle time memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan guru dan teman sebaya dalam suasana santai dan mendukung. Ini membantu meningkatkan keterampilan sosial mereka, seperti berbicara di depan umum, mendengarkan orang lain, dan berbagi ide.
  1. Membangun komunitas kelas: Melalui circle time, atmosfer kelas dapat menjadi lebih inklusif dan mendukung. Anak-anak merasa lebih dekat dengan teman-teman dan guru, menciptakan ikatan yang positif dan membangun semangat kebersamaan dalam lingkungan pembelajaran.
  1. Meningkatkan pemahaman verbal dan konsentrasi: Dalam circle time, guru dapat mengenalkan topik pembelajaran baru atau membahas topik yang sudah dikenal. Aktivitas berbicara dan mendengarkan ini membantu anak-anak meningkatkan keterampilan verbal mereka dan meningkatkan konsentrasi saat memperhatikan apa yang sedang dibahas.
  1. Pengembangan keterampilan pemecahan masalah: Selama circle time, anak-anak seringkali diajak untuk berpartisipasi dalam permainan atau aktivitas yang melibatkan pemecahan masalah. Hal ini membantu mereka mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan menemukan solusi untuk tantangan yang dihadapi.
  1. Penguatan ikatan guru-siswa: Circle time dapat membantu menciptakan hubungan yang lebih dekat antara guru dan siswa. Guru dapat memperhatikan perasaan dan kebutuhan siswa secara lebih individual, sementara siswa dapat merasa lebih nyaman untuk berbicara dengan guru mereka dalam lingkungan yang akrab.
  1. Menumbuhkan kepercayaan diri: Ketika anak-anak diberikan kesempatan untuk berbicara dan berpartisipasi dalam circle time, mereka merasa dihargai dan diakui. Ini dapat meningkatkan rasa percaya diri mereka, karena mereka belajar bahwa pendapat dan kontribusi mereka berarti bagi kelompok.
  1. Mengembangkan kemampuan mendengarkan: Circle time mendorong anak-anak untuk belajar mendengarkan pendapat dan ide orang lain. Kemampuan mendengarkan yang baik merupakan keterampilan penting dalam komunikasi yang efektif dan kerjasama.
  1. Meningkatkan pengalaman pembelajaran yang menyenangkan: Circle time sering kali melibatkan permainan, cerita, atau kegiatan kreatif lainnya. Ini membuat pengalaman pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan menarik bagi anak-anak, sehingga mereka lebih termotivasi untuk berpartisipasi dan belajar.

Dengan melaksanakan circle time secara konsisten, para guru dapat menciptakan lingkungan yang positif dan mendukung, yang berkontribusi pada pertumbuhan dan perkembangan holistik anak didik mereka. Circle time merupakan salah satu cara yang efektif untuk memperkaya proses pembelajaran di luar materi pelajaran yang diajarkan secara formal.

3. Student Conference

merupakan salah satu bentuk komunikasi evaluasi performance belajar, dimana anak mengambil peran dalam proses tersebut.

4. Pembuatan kesepakatan kelas / kesepakatan belajar

Kesepakatan kelas adalah pernyataan tujuan bersama dan standar perilaku antara siswa dan guru dalam lingkungan kelas. Kesepakatan ini menetapkan harapan untuk semua orang di kelas dan mendorong rasa saling menghormati, kerja sama, dan keamanan.

Dalam pembuatannya harus menyertakan daftar konsekuensi jika melanggar perjanjian, sehingga setiap orang yang terlibat tahu apa yang akan terjadi jika mereka menyimpang dari aturan.

Kunci untuk membuat perjanjian kelas yang sukses adalah kolaborasi antara guru dan siswa-yang berarti melakukan percakapan terbuka tentang semua aspek, mulai dari harapan, peraturan dan konsekuensi hingga nilai-nilai seperti rasa hormat, kerja sama, keamanan, dan komunikasi yang baik. 

Dengan bekerja sama dalam hal ini, setiap orang akan merasa memiliki dan dapat membantu menumbuhkan lingkungan di mana setiap orang merasa didengar dan dihormati.

Ada ide lain gak ni Bapak dan Ibu ? Yuk hadapi Semester baru penuh optimis untuk menemukan cinta, jiwa, dan kreatifitas

Share berita ini !
×