Pelangi warna yang indah ciptaan Illahi, Bagaimana senangnya hati kita melihat pelangi di sore hari setelah hujan. Tapi bagaimana nasib pelangi kini? Apa yang kita bayangkan jika ada kata pelangi terdengar di telinga kita?
Ya, bayangan kita langsung tertuju dengan LGBT yang beratribut pelangi sebagai simbol utama mereka untuk mengkampanyekan dan mendapatan pengakuan hubungan sesama jenis.
Kata pelangi yang dulu jika kita mendengarnya langsung terpancar kegembiraan dan segera membayangkan keelokannya yang menyemburat di langit sore, sekarang berubah menjadi keengganan dan menghindari untuk mengucap atau mendengarnya karena muncul rasa jijik terbayang hubungan sesama jenis.
Sengaja, kaum LGBT memang sengaja memilih warna warna itu agar perbuatan mereka bisa dilihat indah, kemudian bisa diterima oleh semua manusia di dunia ini.
Gerakan ini sangat terstruktur dan masif dikampanyekan.
Mereka menyadari bahwa perbuatan mereka dinilai tidak lazim ( menyimpang ) sebagaimana kodrat hubungan manusia yang berpasangan dengan lawan jenis.
Maka untuk mendapatkan pengakuan yang sama dengan kodrati berpasangan manusia yaitu berlawan jenis, mereka menyusun rencana strategis yang diterapkan secara global ( menyeluruh di semua negara)
Puncak dari perencanaan mereka adalah Legal Acceptance ( penerimaan hukum) yang artinya bahwa keberadaan LGBT dijamin dan dilindungi hukum. Dan terbukti di beberapa negara sudah disahkan perkawinan sejenis; juga di banyak negara, hubungan sesama jenis tidak dianggap suatu perbuatan yang bertentangan hukum seperti halnya zina dan kumpul kebo, bahkan yang mengusik keberadaan mereka bisa dipidanakan.
Untuk mencapai Legal Acceptance tersebut mereka harus mempunyai suara yang signifikan sehingga mendapatkan pengesahan, maka ditempuhlah Political Acceptance ( penerimaan politik ). Masuklah mereka secara politik di semua kelembagaan negara. Dan mereka sangat paham, untuk memperoleh pengaruh politik yang besar maka harus memperbanyak jumlah pelaku dan pendukung LGBT, karenanya diupayakan Social Acceptance ( penerimaan sosial).
Jumlah mereka harus terus menerus di perbesar, karena sebagaimana yang kita ketahui dalam sistem demokrasi yang dpakai hampir semua negara di dunia mengandung arti bahwa jumlah terbanyak yang menentukan keputusan ( meskipun suara terbanyak belum tentu benar).
Untuk memperbanyak jumlah, mereka menyadari tidak mungkin melalui keturunan karena mustahil bagi perilaku penyimpangan mereka melahirkan anak. Cara cepat dan efektif adalah dengan cara penularan, memperbanyak jumlah pelaku LGBT.
Agar pertambahan jumlah kaum menyimpang terus meningkat
dengan cepat harus ada penerimaan masyarakat.
Penerimaan secara sosial dimulai dengan perubahan cara berpikir dan cara pandang masyarakat terhadap hubungan menyimpang mereka.
Masyarakat tidak lagi memandang perilaku LGBT sebagai perbuatan yang menyimpang dan menjijikan.
Mulailah mereka mengenalkan sesuatu yang dinilai indah dan mudah diingat, yaitu sebuah simbol.
Dan simbol indah yang dikenal dan mudah diterima oleh setiap orang adalah pelangi.
Mereka sangat gencar mengkampanyekan simbol pelangi dalam setiap gerakan dan kegiatan mereka di semua sendi hidup manusia. Menyasar semua kalangan masyarakat, balita ( anak-anak), remaja, orang dewasa dan orang tua.
Sebagaimana layaknya iklan yang dipertontonkan bertubi tubi, mimpi kaum LGBT adalah menjadi keniscayaan sosial, yaitu masyarakat mengakui keberadaan LGBT nyata hidup di sekitar mereka.
Setelah keberadaan LGBT diakui, selanjutnya yang diharapkan adalah penerimaan perilaku dan perbuatan mereka oleh masyarakat.
Mari kita lihat, sekarang ini keberadaan kaum LGBT sudah semakin menjamur, dan mereka tidak lagi malu mengeksposnya
Maraknya komunitas LGBT karena memang perilaku ini masif ditularkan.
Seperti yang kita ketahui, semua lini sudah dimasuki mereka, hiburan (film, musik) dan tontonan baik secara on line ( medsos) ataupun ofline ( pertunjukan, festival, kejuaraan), produk-produk makanan dan perlengkapan serta peralatan hidup manusia bahkan dunia olahraga, dipertontonkan perilaku dan simbol pelangi mereka.
Dunia olah raga yang dikenal mengusung nilai sportifitaspun tidak luput dari sasaran kampanye LGBT.
Yang paling mencolok adalah olah raga semua insan, dikenali dan digemari belahan bumi manapun, yah benar, sepakbola,
Mereka tau benar bahwa kegilaan orang akan bola luar biasa, karenanya dengan gencar memasukkan kampanye mereka di dalamnya. Bahkan yang lebih ga masuk nalar memaksakan intervensi dalam aturan permainan. Penggunaan ban kapten, bendera pojok dengan logo pelangi.
Yang belum hilang dari ingatan kita, perhelatan akbar Piala Dunia 2022 di Qatar. Betapa masifnya kampanye LGBT oleh negara negara sekuler pemuja LGBT melalui tim sepak bola nasional mereka.
Alhamdulillah Qatar sebagai tuan rumah piala dunia ketat memblokade kampanye LGBT dengan melarang semua perilaku dan simbol pelanginya masuk di Qatar sebagai bentuk penegakkan hukum Islam
Wahai orangtua-orangtua hebat, inilah dunia yang dihadapi anak-anak kita, dunia yang semakin jauh dengan syariat.
Bentengi anak-anak kita dengan pondasi yang kokoh, dengan Al Quran dan Hadits. Pahamkan mereka dengan kalam-kalam ilahi, jadikan mereka orang kuat yang memegang syariat, siapkan anak laki-laki jadi pemimpin-pemimpin pemberani yang menyuarakan syariat, jadikan anak perempuan-perempuan jadi pendukung dakwah-dakwah syariat.
Dan sungguh ini bermula di rumah-rumah kita. Dekati anak-anak kita, jadi teman curhatnya, jadi teman bermainnya, jadi teman guyonannya. Karena menjadikan anak-anak sholeh sholehah pondasi terkuat adalah membuat mereka bahagia (bukan dimanja!!).
Peran ayah tidak kalah penting. Wahai ayah dekati anak-anakmu, jadi teman bermainnya, jadi teman curhatnya, jadi teman bercandanya. Anak-anak butuh sosok seorang pemimpin yang mengayomi, mengasuh, dan yang terpenting mendidik mereka dengan pemahaman-pemahaman yang baik
Tindakan yang bisa dilakukan orangtua adalah dengan mencontoh langsung keteladanan Rasulullah dalam mendidik anak-anak beliau.
Seperti, contohkan anak dengan keteladanan menjalankan syariat misal sholat berjamaah bagi anak laki-laki
Keteladanan seorang ayah menyayangi ibu dan istrinya
Keteladanan terhadap anak perempuan dengan mengajarkan kewajiban menutup aurat.
Dengan menanamkan kesadaran dan keteladanan hubungan kita dengan Allah dimana Allah akan melihat dan mengawasi kita dimana dan kapanpun maka anak akan senantiasa takut mengerjakan perbuatan- perbuatan yang dilarang Allah.
Anak paham dan tahu perbuatan benar dan salah serta halal dan haram yang dilarang Allah.
Kenalkan juga anak laki-laki pada permainan yang menonjolkan kejantanannya dan perempuan permainan yang mendorong munculnya perilaku sifat perempuannya
agar mereka tumbuh dengan fitrahnya masing-masing, agar mereka tidak terbawa arus pengaruh LGBT
InsyaAlloh anak akan berkembang sesuai fitrahnya, bahagia dan hebat.
Jika anak-anak sudah bahagia dirumah, anak-anak akan mudah diarahkan, dibimbing untuk mengelola emosinya, diberi nasehat-nasehat baik, dan yang terpenting adalah mengarahkan pemahaman mereka tentang Islam.
Pahamkan Islam merupakan ajaran sesuai fitrah manusia yang wajib diimani dan diamalkan dikehidupan sehari-hari. Dari bangun tidur sampai tidur lagi, dari masalah sepele sampai masalah besar sudah diatur dengan detail oleh ajaran Alloh. Tuntun mereka untuk mengamalkan, tidak hanya paham karena sebenarnya yang paling berat dalam melaksanakan agama Islam ini adalah mengamalkan semua pemahaman terhadap syariat Islam yang indah ini.
Mari kita kembalikan keindahan asli pelangi ciptaan Ilahi dengan menjalankan setiap syariat Allah untuk memohon ridhoNya.
Nindya Chandra Pratama, S.Psi, M.Psi, Psikolog
Psikolog Biro Aisar, SD Aisyiyah Unggulan Gemolong
Biro Psikologi Aisar merupakan bagian dari BUMS SD Aisyiyah Unggulan Gemolong.
Biro ini melayani konsultasi dan tes psikologi untuk umum.