Merintis Circular School (Part 2)

Sebagai salah satu bagian dari sebuah lembaga pendidikan, terlebih dengan jumlah siswa yang banyak, dengan 980 siswa (tahun pelajaran 2022/2023) maka SD Aisyiyah Unggulan Gemolong (SDAUG) memiliki kesempatan sekaligus kwajiban untuk berperan dalam perubahan untuk menyelamatkan bumi. Salah satu alternatifnya dengan memasukan konsep ekonomi sirkular ke dalam kurikulum dan inovasi program kegiatan sekolah. Usaha SDAUG dalam melaksankan inovasi sekolah sirkular (Circular School) di SDAUG dimulai dan terpantik pada saat berkesempatan menjadi salah satu bagian dalam kegiatan yang luar biasa, yaitu; Indonesia Green Principal Award (IGPA) 2022 di Pusat Inovasi Agro Teknologi (PIAT) Universitas Gajah Mada (UGM) pada tanggal 20 – 22 Januari 2022. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Janitra Bumi Indonesia Education Consulting bekerja sama dengan Pusat Studi Perdagangan Dunia (PSPD) UGM, Pusat Inovasi Agro Teknologi (PIAT) Universitas Gajah Mada (UGM), dan juga WTO Chairs Programme. Pada akhir kegiatan IGPA ini SDAUG berkesempatan mendapatkan 2 penghargaan sekaligus, yaitu;

1. Outstanding Program Planning on Rethink Circular Awards

2. Outstanding Dedicated Principal on Circular School Initiatives

Penghargaan diberikan langsung oleh Direktur Studi Perdagangan Dunia (PSPD) Universitas Gadjah Mada (UGM). Selanjutnya SDAUG berhak untuk menjadi Sekolah Rintisan Circular School. Hal ini menumbuhkan semangat untuk lebih dapat memahami dan melaksanakan dengan baik konsep ekonomi sirkular dalam konteks program sekolah sirkular di SDAUG.

IGPA Award

Beberapa kegiatan dan tahapan yang kemudian dilaksanakan SDAUG dalam melaksanakan Inovasi Sekolah Sirkular tersebut diantaranya adalah ;

  1. Sosialisasi lebih intens dan detail kepada keluarga besar SDAUG tentang konsep circular school, diantaranya :
    • Dimulai dari menyamakan pemahaman dan visi terkait pelaksanaan sekolah sirkular terlebih dahulu kepada Bapak/Ibu Guru/Karyawan SDAUG sebagai garda terdepan dalam melaksanakan circular school di sekolah.
    • Menyampaikan dan mensosialisasikan kepada siswa terkait arti dan pentingnya circular school
    • Mensosialisasikan kepada Orangtua/Wali Siswa dan komite sekolah terkait arti dan pentingnya circular school melalui pertemuan Orangtua/Wali Siswa dan pemberitahuan resmi
    • Mensosialisasikan masyarakat secara umum yang lebih luas, terutama masyarakat di lingkungan sekolah terkait arti dan pentingnya circular school melalui pembuatan podcast, vidio, informasi di media sosial, atau melalui media lainya.
  1. Memulai menggunakan tempat minum yang dirancang untuk tidak sekali pakai, dan melarang penggunaan botol minum dan tempat makan sekali pakai di lingkungan SDAUG termasuk saat pembelajaran, dan kegiatan-kegiatan sekolah.
  2. Memulai pengalihan ke sistem Digitalisasi Sekolah di semua bidang, diantaranya :
    • Tidak lagi membuat pemberitahuan sekolah dengan menggunakan kertas, dialihkan melalui pesan digital melalui nomor Whatshapp dan aplikasi. Kebijakan ini sudah akan menghemat penggunaan kertas minimal 1.000 lembar kertas dalam setiap memberikan pemberitahuan sekolah kepada siswa atau Orantua/Wali Siswa dikarenakan jumlah siswa SDAUG yang lebih dari 1.000 siswa tersebut.
    • Melarang siswa membawa uang cash atau uang saku ke sekolah dengan membuat alat pembayaran siswa di sekolah menggunakan e-Money SDAUG. Jika kedapatan membawa akan diminta oleh guru dan pengambilan uang cash atau uang saku  tersebut hanya dapat dilakukan oleh orangtua/wali siswa. Hal ini secara tidak langsung siswa tidak akan melakukan transaksi di luar yang sudah disiapkan oleh sekolah, diantarnya snack saat istirahat pertama dan makan siang saat istirahat kedua, termasuk ketika membeli kebutuhan pembelajaran seperti buku, pensil, dan lain sebagainya di toko sekolah. Siswa juga tidak bisa melakukan jajan sembarangan di luar sekolah dimana kebanyakan jajan akan lebih banyak menghasilkan sampah, terlebih SDAUG yang memiliki siswa lebih dari 1.000 siswa. Maka dapat dibayangkan berapa banyak sampah terutama sampah plastik yang dihindarkan dengan sistem digitalisasi uang dalam bentuk E Money ini. Tidak hanya di lingkungan sekolah, akan tetapi juga ketika mulai dari keberangkatan dari rumah, sepanjang jalan berangkat dan pulang, sampai kembali kerumah lagi tidak dapat melakukan transaksi pembelian. Selain itu Siswa akan lebih terjamin dengan snack yang sudah disediakan sekolah dari sisi gizi, kebersihan dan kesehatanya.
    • E Money sebagai alat pembayaran satu-satunya siswa di SDAUG ini secara fisik juga dimanfaatkan sebagai kartu pelajar siswa yang didalamnya terdapat data siswa sehingga lebih efektif dan efesien dengan tidak banyak kartu.
    • Sistem digitalisasi juga mulai dirintis di dalam sistem keuangan sekolah. Salah satunya adalah memberikan kemudahan kepada orangtua/wali siswa dalam melakukan pemabayaran dan transaksi sekolah dapat selesai cukup hanya di rumah melalui HP androidnya masing-masing. Dimana aplikasinya dapat di download gratis di playstore. Sistem digitalisasi ini memungkinkan Orangtua/wali siswa dapat melakukan pembayaran administrasi keuangan sekolah, menabung, mengecek riwayat transaksi keuangan, mendapatkan pemberitahuan dari sekolah, komunikasi dengan pihak TU atau sekolah, dan membaca informasi terbaru sekolah. Seperti halnya siswa, dengan sistem digitalisasi ini, Orangtua juga akan mengurangi mobilitas ke sekolah, sehingga secara tidak langsung menghemat mulai dari waktu, tenaga serta penghematan penggunaan sumber daya alam yang tidak terbarukan seperti mulai bahan bakar minyak (BBM) untuk kendaraan. Secara tidak langsung juga mengurangi kesempatan sepertihalnya siswa mulai dari keberangkatan dari rumah, sepanjang jalan berangkat dan pulang, sampai kerumah lagi tidak dapat melakukan transaksi pembelian karena sudah cukup selesai di rumah saja di HP Androidnya.
    • Merencanakan dan memanfaatkan bahan makanan dari snack dan makan siang yang jika pada akhirnya ada sisanya dapat dimanfaatkan atau didaur ulang sehingga tidak berakhir menjadi sampah. Bekerjasama dengan beberapa pihak yang secara rutin memanfaatkan sisa makan untuk makan ternak dan pembuatan pupuk tanaman. Sesekali jika jumlahnya melimpah diolah untuk menjadi bahan makan lainya seperti kerupuk.
    • Mengalihkan perencanaan dan pembaharuan sarana dan prasarana dengan kualias bagus dan memiliki masa penggunaan yang lama, seperti mulai bertahap tidak menggunakan meja dan kursi dari kayu.
    • Meminimalisir untuk langsung beli dan mengoptimalkan perbaikan terlebih dahulu jika ada sarana dan prasarana yang rusak. Atau mengubah dan memanfaatkan barang-barang yang rusak untuk digunakan menjadi barang yang dibutuhkan lainya.
    • Pemanfaatan tanah-tanah sekolah untuk tanaman yang produktif sekaligus sebagai bahan pembelajaran siswa dengan menanami dengan berbagai jenis tanaman.
    • Membuat program sedekah sampah, dimana siswa secara terjadwal siswa diminta membawa sampah botol plastik yang berada di rumah dan sekitarnya untuk disalurkan pengepul untuk dapat dilakukan daur ulang.
    • Merancang pembelajaran berbasis proyek sebagai salah satu pembelajaran pada kurikulum merdeka sekolah penggerak dengan karya-karya yang berkonsep ekonomi sirkular, seperti halnya ecobrik, ecoprint, kolase dan kerajinan tangan dari barang bekas. Hasil karya dalam pembalajaran proyek ini nanti akan di gabungkan dengan hasil-hasil pembelajaran lain serta tampilan siswa dan dibuat menjadi sebuah panen karya yang akan dilaksanakan di salah satu mall di solo. Sehingga siswa selain lebih termotivasi belajar, sekaligus siswa akan mendapatkan pengalaman baru dan menggembirakan ketika belajar terkait sekolah sirkular dan ekonomi sirkular.

Bersambung…..

Share berita ini !
×